Tindak kriminal kini tak hanya terjadi di dunia nyata, tapi juga marak di dunia maya. Mengantisipasi hal ini, Himpunan Mahasiswa Teknik Computer (HMTC) unjuk gigi mengadakan seminar yang bertemakan Hacking, Overclocking, and Security System, Sabtu (22/11). Bertempat di gedung Pascasarjana lantai 3, hadir dalam seminar ini tiga pembicara, yakni Nathan Gusty Ryan, pembimbing dan penasehat komunitas Yogyafree, Gatot Wahyu Widardho, AMD Channel Representative, dan Handaka dari tim HP Indonesia.

Pascarjana, ITS Online - Hacker adalah orang yang punya keahlian lebih di bidang teknologi informasi. “Tapi kesannya hacker itu penjahat cyber, padahal tidak sepenuhnya benar” ungkap Nathan Gusty Ryan, pembimbing dan penasehat komunitas Yogyafree. Ia menambahkan bahwa hacker itu dibagi dua yaitu white hacker (hacker baik, Red) dan black hacker (penjahat cyber, Red) atau lebih dikenal dengan istilah cracker. Sedang orang yang ahli di bidang sistem keamanan dari hacker-hacker yang nakal lebih dikenal dengan dengan istilah blue hacker atau polisi dunia maya.

Nathan sangat menyesalkan atas tindak kriminal di dunia maya tersebut karena merugikan orang lain. Misalnya saja kasus pembobolan data pribadi, apalagi kalau data pribadi suatu Negara. “Saya berharap akan lahir hacker-hacker muda yang menyalurkan kemampuannya di jalan yang benar” paparnya. Nathan menambahkan, kita harus benar-benar waspada terhadap kemungkinan adanya pelaku cyber crime. Bahkan kepada orang di sekitar kita yang tidak punya background IT sekalipun. "Salah satu upayanya adalah dengan peningkatan security system," tegasnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak AMD dan HP Indonesia pun tidak mau ketinggalan. “Awal 2009, AMD akan launching prosesor AMD Phenom II Black Edition dengan software overdrive yang cocok untuk overclocking dan peningkatan security system” ungkap Gatot Wahyu Widhardo, AMD Channel Representative, Surabaya Branch.

“Saat ini, IT forum sedang hangat-hangatnya membicarakan tentang virtualialisasi server. Pasalnya, lebih efisien dan dapat menekan biaya,” ungkap Handaka, Tim HP Indonesia. Berbeda dengan AMD, tim HP turut berpartisipasi dalam peningkatan kinerja peralatan digital dengan virtualisasinya. “Server vitual sendiri diibaratkan seperti server terdapat dalam server sehingga mampu mengoptimalkan kinerjanya," tambahnya.

Seminar ini rencananya menghadirkan enam pembicara tapi batal. Meski hanya dapat menghadirkan tiga pembicara, seminar tetap berlangsung meriah. Tercatat sekitar 230 peserta baik dari kalangan mahasiswa maupun instansi ikut berpartisipasi dalam seminar tersebut. “Secara umum seminar ini sangat menambah wawasan saya tentang dunia cyber, tapi saya agak kecewa karena sesi demo securiy yang ditunggu-tunggu ternyata dibatalkan” ujar Agus Edy Prayitno, mahasiswa Geomatika ITS.(m4/f@y)

Sumber:http://www.its.ac.id/berita.php?nomer=5194

0 komentar: